1. Pengertian Masa Remaja
Menurut
bahasa arab, remaja berasal dari kata As-Syabab artinya muda dan
kuat, energik dan dinamis, baik dan kreatif, tumbuh dan berkembang. Kata remaja berasala dari terjemahan
bahasa Inggris adolescence dan bahasa Latin adolescere yang
berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Sedangkan dalam Kamus Umum Besar
Bahasa Indonesia kata remaja memiliki tiga arti, yakni mulai dewasa, sudah
sampai umur untuk kwin dan masa muda.
Masa remaja mempunyai rentang waktu
sekitar sejak usia 12-17 tahun. Masa remaja adalah lanjutan dari masa pubertas
antara usia 9-13 tahun. Ada ciri-ciri yang menonjol pada masa pubertas ini,
yaitu adanya gejolak dan ruang ketidakpastian dan ketidakjelasan. Maksudnya,
masa remaja dapat dikatakan masa yang serba tanggung, belum matang dalam hal
berfikir walaupun secara fisik telah menyerupai orang dewasa. Karenanya, dapat
dimaklumi jika masa remaja adalah masa yang penuh dengan maalah.
Masalah itu muncul karena remaja
mengalami tekanan dari banyak faktor, faktor internal yang datang dari dirinya
dan faktor eksternal, yakni tuntutan lingkungan yang seolah memaksa remaja
untuk segera cepat menyesuaikan diri. Tekanan itu kemudian direspon dengan
berbagai macam hal, baik yang positif maupun yang negatif.[1][1]
2. Ciri-Ciri Remaja
Masa remaja memiliki ciri-ciri yang
khas, yang membedakannya dengan masa-masa sebelum atau sesudahnya. Adapun
ciri-ciri masa remaja
menurut Hurlock adalah :[2][2]
a. Masa remaja
sebagai periode yang penting
b. Masa remaja sebagai
periode perubahan
·
Perubahan
emosi, lebih sensitif dan emosional, rasa itu dapat langsung ditampakkan dalam perilaku atau hanya
dipendam sendiri.
·
Perubahan
tubuh, minat dan peran, perubahan fisik memicu perubahan pada minat dan peran
yang ingin dikerjakannya.
·
Perubahan
nilai, dari nilai yang dulunya dipercaya pada masa kanak-kanak berubah menjadi
nilai yang rasional.
·
Ambivalensi,
sikap yang mendua, mau-mau tetapi juga tidak mau.
c. Masa remaja
sebagai masa mencari identitas, dengan menyeleksi figur-figur idola yang
dianggap mewakili impiannya.
d. Masa remaja
sebagai masa yang tidak realistis
Melihat segala sesuatu sesuai apa
yang diinginkan, sehingga ketika apa yang diinginkan tidak sesuai kenyataan
maka mudah kecewa, frustasi dan emosi.
3. Pengertian dan Pentingnya Akhlak Terpuji dalam Pergaulan Remaja
Pengertian akhlak, “al-akhlak” berasal dari bahasa Arab bentuk jama’
dari kata “khulkun” yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku
atau tabiat, sedangkan akhlak terpuji yang dalam bahasa Arab disebut “akhlak
al-karimaah”, karimah yang berarti mulia atau luhur, oleh
karena itu “akhlak al-karimah” adalah sifat, watak, perangai, atau
perilaku baik dan luhur yang bersumber dari nilai-nilai ajaran akhlak Islam.[3][3] Ahmad Amin
dalam bukunya “Al-Akhlak” merumuskan pengertian akhlak sebagai berikut : Akhlak
adalah suatu ilmu yang menjelaskan baik dan buruk, menerangkan apa yang
seharusnya dilakukan oleh manusia kepada yang lainnya menyatakan tujuan yang
harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukan apa yang harus
diperbuat.[4][4] Sedangkan pergaulan sendiri adalah suatu
interaksi antara satu dengan lainnya yang tidak dibatasi oleh apapun. Pergaulan
dapat ditemui dimana saja mulai dilingkungan keluarga sampai masyarakat umum
yang membutuhkan adanya tata cara bergaul sehingga akan ditemui kehidupan yang
damai dan rukun, apalagi remaja yang pada zaman sekarang menghadapi zaman yang
penuh dengan tantangan dan godaan, apalagi yang berhubungan dengan gaya. Oleh
karena itu akhlak al-karimah sangat penting dalam pergaulan masyarakat,
terutama dalam pergaulan remaja, apalagi saat ini sedang maraknya berbagi
kenakalan remaja, baik minum-minuman keras, berjudi, freesex, narkoba dan
lain-lain.
Hidup remaja muslim yang diterapkan di Negara saat ini dimana banyak
bertentangan dengan ajaran-ajaran agama Islam tetapi gaya hidup ini mendapat
tempat yang khusus dikalangan remaja muslim. Berarti remaja sekarang belum
terdidik dengan didikan Islam yang sebenarnya dan masih minim akan ajaran
Islam. Yang mana pergaulan remaja saat ini banyak dipengaruhi oleh modernisasi
barat sehingga mereka berfikir dan bebas berbuat.
Dalam Islam tidak diragukan lagi bahwa kaidah serta batasan dalam
mengerjakan baik dan buruk itu telah tertera dalam nash-nash syari’ah
(al-Qur’an dan Hadits).gambaran jelas tentang perintah berakhlak yang baik
telah tercatat dalam al-Qur’an dan Hadits, seperti firman Allah Q.S an-Nahl:90. [5][5]
Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, yang harus
dijadikan contoh teladan yang ideal, yang mana Allah mengutus Nabi untuk
memberi teladan akhlak yang mulya kepada manusia, perintah itu dilakukan nabi
dengan baik, sehingga mendapat pujian yang baik dari Allah SWT, “sesungguhnya
engkau berada pada akhlak yang agung” bahkan RosulAllah bersabda:[6][6]
إِنَّمَا بُعِثْتُ
لأُتَمِمَّ مَكَارِمَ الاَخْلاَقِ
Agama Islam adalah
sebagai sumber nilai akhlak harus dijadikan landasan dalam membina akhlak
remaja, karena agama merupakan pedoman hidup serta memberi landasan yang kuat
bagi diri setiap remaja, maka dari itu penting sekali untuk menanamkan
nilai-nilai akhlak yang terpuji yang bersumber pada ajaran Islam, serta
membiasakan berakhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan
menciptakan akhlakul karimah akan terlaksananya kemaslahatan yang baik dalam
pergaulan sehari-hari.[7][7]
4. Kehidupan Moral dan Agama Usia
Remaja
Dewasa ini masalah pokok yang
menonjol pada remaja adalah kaburnya nilai-nili di mata remaja. Mereka
dihadapkan pada berbagai kontradiksi dan aneka ragam pengalaman moral, yang
menyebabkan mereka bingung untuk memilih mana yang baik untuk mereka.
Ada beberapa perilaku negatif yang
perlu diwaspadai pada remaja, yaitu :
a. Suka
keluyuran, menghabiskan waktu tanpa agenda dan tujuan yang jelas
b. Bermalas-malasan
dan suka menunda pekerjaan
c. Ragu dan
cenderung bimbang menghadapi kehidupan
d. Sering minder akan kemampuan dan
potensi diri
e. Mementingkan
bermain atau santai daripada belajar
f. Mudah larut
dalam berbagai kesenangan tanpa perhitungan
5. Akhlak Mulia dalam Pergaulan Remaja
Agar terbentuk akhlak yang mulia pada
jiwa remaja, mereka perlu dibiasakan dengan melakukan hall-hal dalam
keseharian, yaitu antara lain :
a. Mengucap dan Menjawab Salam, Islam
mengajarkan kita untuk melakukan hal tersebut karena hal tersebut dapat memupuk
rasa kasih sayang antara sesama.
b. Berjabat Tangan, rosullulah
telah mengajarka bahwa selain mengucap dan menjawab salam untuk lebih
menyempurnakannya dengan berjabat tangan.
c. Menghindari Berkhalawat
(berdua-duaan dengan lawan jenis), Hal ini dilang oleh islam karena menimbulkan
banyak madzorotnya.
d. Mencari teman yang baik, ciri-ciri
teman yang baik; tidak egois, dapat menjaga rahasia, dapat menemani disaat suka
dan duka, tidak menjerumuskan, hendaklah dari keluarga yang baik-baik.[9][9]
6. Akibat Negatif Pergaulan Remaja yang Tidak Sesuai dengan Akhlak Islam dalam Fenomena Kehidupan
Melihat perkembangan terakhir umat Islam di Indonesia tergambar dengan
jelas betapa merosotnya akhlaknya sebagai umat Islam. Khususnya yang terjadi di
kalangan remaja, padahal nilai suatu bangsa sangat tergantung dari kualitas
akhlak-akhlak nya, seperti dikatakan “bahwa suatu bangsa itu sangat
ditentukan kualitas akhlaknya, jika akhlak sudah rusak, maka hancurlah bangsa
tersebut”. Dilihat dari bentuk dan contoh perilaku terpuji dikalangan
remaja, maka terdapat sisi negatif yang terjadi apabila perilaku pergaulan
remaja itu tidak sesuai dengan akhlak Islam dalam fenomena kehidupan ini,
diantara nilai-nilai negatif akibat perilaku buruk yang terjadi dari
fenomena-fenomena yang tampak merupakan krisis moral atau permasalahan akhlak
yang dialami para remaja, dengan akibatnya para remaja jauh dari akhlak yang
terpuji, diantara dampak negative yang berpengaruh pada diri sendiri yakni, mereka
lebih sering menghabiskan waktu hidupnya untuk berfoya-foya dengan hal-hal yang
menyimpang dari agama, seperti kerusakan moral remaja dengan menggunakan
narkoba, pengaruh buruk yang diperoleh adalah dapat merusak hati dan otak,
begitupun sikap remaja yang seperti itu cenderung anarkis, berani, bahkan bisa
jauh dan lupa pada Tuhannya, karena pada dasarnya pergaulan yang semacam itu
merupakan akhlak yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang telah dimuat dalam
al-Qur’an dan hadits, bahkan dengan perilaku seorang remaja yang seperti itu
dapat menjadikan dampak negative pada oaring lain. Mereka mengancam
hak-hak hidup orang lain seperti membunuh, menganiaya, serta mengancam
kehormatan orang lain dan bersifat tidak susila seperti pemerkosaan dan perzinaan.
Perbuatan remaja tersebut pada akhirnya akan menimbulkan keresahan sosial,
sehingga kehidupan masyarakat tidak harmonis, tentram, ikatan solidaritas
menjadi runtuh. Secara yuridis formal perbuatan-perbuatan mereka jelas melawan
hukum tertulis atau undang-undang.[10][10] Sebagaimana sumber mengatakan :
وَقَالَ بَعْضُ
الْبَلَغَاءِ: الحُسْذُ الخُلُقُ مِنْ نَفٍسِهِ فِى رَاحَةٍ وَالنَّاسُ مِنْهُ فِى
سَلاَمَةٍ، وَالَسِّئُ الخُلْقُ النَّاسُ مِنْهُ فىِ بَلاَءٍ، وَهُوَ مِنْ
نَفْسِهِ فِى عِنَاءٍ
Artinya: “Sebagian
ahli balaghoh mengatakan: implikasi kemuliaan akhlak itu adalah ketentraman,
dan manusia yang berakhlak mulia akan selamat sebaliknya, orang yang hina
akhlaknya berada dalam kesengsaraan, yang berarti dirinya itu dalam kepedihan“.
Pergaulan remaja yang tidak memperhatikan norma-norma agama akan menjadi
pergaulan bebas yang tanpa batas. Saat ini pergaulan bebas sudah sangat
mengkhawatirkan, dan dampaknya sudah begitu luas di berbagai bidang antara lain
dibidang sosial, agama dan kesehatan.
Adapun dampak negatifnya apabila diperinci, sebagai berikut :
a. Pergaulan negatif dapat
menghancurkan masa depan remaja dan memupuskan harapan orang tua dan keluarga.
Prestasi belajar akan turun sehingga menyebabkan kehancuran.
b. Pergaulan bebas
menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama malu merupakan suatu hal yang
sangat ditekankan dan dianggap perhiasan yang sangat indah khususnya bagi
wanita.
c. Pergaulan bebas dalam
hala ini seks bebas, terkumpul beracam-macam dosa dan keburukan yakni
berkurangnya iman si pezina, hilangnya sikap menjaga diri dari dosa, buruk
kepribadian, dan hilangnya rasa cemburu.
d. akan menghilangkan kehormatan pelakunya dan jatuh
martabatnya baik dihadapan Allah maupun sesama manusia.
e. Perzinaan merupakan dosa besar yang diancam neraka dan
menyeret kepada terputusnya hubungan silaturrahim, durhaka kepada orang tua,
berbuat zalim, serta menyia-nyiakan keluarga dan keturunan. Bahkan, dapat
membawa kepada pertumpahan darah dan dosa-dosa besar yang lain.
Agar para remaja tidak terjebak ke
dalam pergaulan bebas yang tidak sesuai dengan akhlak islami, maka remaja perlu
mengetahui hal-hal berikut :
a.
Hendaknya tidak memakai busana yang
dapat mengundang syahwat
b.
Hendaknya menghindari berpacaran
c.
Jangan coba menonton ataupun melihat
vidio porno melalui media apapun
d.
Katakan “Tidak” untuk minuman
beralkohol dan narkoba
e.
Jangan mudah terbawa arus budaya
barat yang cenderung hedonis dan matrealis
f.
Ikutilah aktifitas-aktifitas remaja
yang lebih bermanfaat dibidang apasaja, karena hal itu disamping memperikan
pengalaman positif dalam kehidupan, juga meningkatkan ilmu
pengetahuan,keterampilan, dan kepribadian yang positif.[11][11]
7. Menerapkan Akhlak Terpuji dalam
Kehidupan Remaja
Untuk menerapkan dan membiasakan
akhalak terpuji dalam kehidupan remaja, Prof. DR. Zakiyah Darajat mengatakan,
bahwa hendaknya setiap ucapan yang baik dan perbuatan terpuji yang dilakukan
oleh remaja diberi pujian dan dorongan untuk mempertahankan kebaikan yang telah
diciptakannya, serta digairahkan untuk memperbaiki kekurangannya. Kritikan
tajam, celaan atau penghinaan menurut Zakiah Darajat haruslah dihindari dan
dikurangi. Akan tetapi, jika harus memberikan kritikan, kritikan itu haruslah
dilakukan dengan sangat hati-hati dan bijaksana.
Penerapan dan pembiasaan akhlak
terpuji dalam kehidupan remaja dilakukan melalui pembinaan untuk menumbuhkan
kesadaran bagi remaja memelihara secara terus-menerus terhadap tatanan nilai
agama agar segala perilaku kehidupannya senantiasa di atas norma-nrma yang ada
dalam tatanan itu.
Dalam hal ini pembinaan yang
dimaksud adalah pembinaan keagamaan yang sasarannya setiap individu remaja.
Pembinaan yang bercorak keagamaan atau keislaman akan selalu bertumpu pada dua
aspek, yaitu aspek spiritualnya dan aspek materialnya. Aspek spiritual
ditekankan pada pembentukan kndisi batiniah yang mampu mewujudkan suatu
ketentraman dan kedamaian di dalamnya. Dan dari sinilah akan muncul kesadaran
pada diri remaja untuk mencari nilai-nilai yang mulia dan bermartabat yang haus
dimilikinya sebagai bekal hidup dan harus mampu dilakukan dan dikembangkan
dalam kehidupan sehari-harinya. Kesadaran diri dari seorang remaja sangat
dibutuhkan untuk mampu menangkap dan menerima nilai-nilai spiritual tersebut,
tanpa adanya paksaan dan intervensi (campur tngan) dari luar dirinya.
Sedangkan pada pencapaian aspek
materialnya ditekankan pada kegiatan konkret berupa pengarahan diri melalui
kegiatan yang bermanfaat, seperti organisasi, olahraga, sanggar seni dan
lain-lain.[12][12]
Pada masa ini dengan terjadinya perkembangan global di segala bidang
kehidupan selain mengindikasikan kemajuan umat manusia di satu pihak, juga
mengindikasikan kemunduran akhlak pada kaum remaja, disamping itu era informasi
yang berkembang pesat pada saat ini dengan segala dampak positif dengan
negatifnya telah mendorong adanya pergeseran nilai moral dikalangan remaja.
Oleh karena itu perilaku akhlak terpuji dikalangan remaja ini perlu ditanamkan
dalam diri dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.[13][13]
Dengan adanya kemajuan kebudayaan melalui pengembangan IPTEK oleh manusia
yang tidak seimbang dengan kemajuan moral akhlak, telah memunculkan gejala baru
berupa krisis akhlak terutama yang terjadi di kalangan remaja, untuk menerapkan
akhlak yang baik dalam menghadapi kondisi lingkup yang semacam itu, maka
seorang remaja haruslah lebih bijaksana, pintar, dan waspada dalam
menyikapinya, dengan adanya pembinaan terhadap remaja yang telah ditunjukkan
dalam al-Qur’an dan hadits yang ada. Maka di dalam pergaulan lingkup hidupnya,
seorang remaja sudah pastilah harus menanamkan akhlak terpuji dalam kehidupan
sehari-hari, yang mana di klasifikasikan kedalam beberapa lingkup pergaulan.
Diantaranya:
a. Bergaul dengan orang
tua, yakni dengan berkata sopan, santun, lemah lembut, jika hendak pergi maka
mintak izin dan mengucapkan salam, senantiasa patuh terhadap perintahnya,
selalu membantu dan mendo’akan orang tua. Firman Allah:(an-Nisa' [4]:36)
وَاعْبُدُوا
اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak”. (QS. an-Nisa'
[4]: 36)
b. Bergaul dengan guru,
yakni dengan selalu mentaati perintahnya, berkata sopan ketika mengikuti
pelajarannya, ikhlas penuh kesabaran dalam mengikuti pelajarannya, serta
mendo’akan guru. Dalam hadits disebutkan:
وَقِرُّوْا
مَنْ تَتَعَلَّمُوْنَ مِنْهُ
Artinya: “Muliakanlah orang yang telah
memberi pelajaran kepadamu”
c. Bergaul dengan lawan
jenis, Islam telah memberi rambu-rambu (batasan) yang harus diperhatikan antara
laki-laki dan perempuan. Diantaranya: wanita harus menutup aurat yang tampak,
masing-masing hendaknya menjaga diri, jangan sampai terjerumus dalam pergaulan
bebas (zina), kewajiban laki-laki menghormati wanita, serta menjaga diri dari
minum-minuman, obat-obatan yang berbahaya dan terlarang.
d. Bergaul dengan teman
sebaya, yakni dengan cara menghargai, tidak suka menghina sesama, saling
menasehati, mendahulukan kepentingan bersama dari pada diri sendiri, serta
bertutur kata yang lembut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar